Jumat, 10 Juli 2009

Wartawan Newsweek Ngaku Beri Info Salah tentang Iran

Seorang wartawan majalah Newsweek, yang ditangkap otoritas Iran terkait pemberitaan pemilihan presiden, dilaporkan mengaku bahwa dia bekerja untuk kepentingan media Barat.

Diberitakan kantor berita Fars yang dikutip CNN, Kamis (2/7/2009), Maziar Bahari, menyampaikan pengakuan itu saat konferensi pers di Teheran, Selasa lalu.
Pria keturunan Kanada-Iran berusia 42 tahun itu dituduh membuat laporan pemberitaan yang salah terkait pilpres Iran dan dimuat di majalah Newsweek. Namun Newsweek menolak tuduhan itu.

"Dia (Bahari) sudah bertahun-tahun bekerja dan tidak pernah melakukan kesalahan. Dia juga salah satu wartawan terbaik kami," kata Chris Dickey, Kepala Biro Newsweek Paris.

Dickey menyatakan, Bahari tidak diizinkan berbicara dengan pengacara atau keluarganya sejak ditangkap 21 Juni lalu.

Dalam pengakuannya yang dikutip Fars, Bahari menyebut, media Barat merupakan bagian dari mesin kapitalis dan liberal pemerintahan Barat. Dia juga mengaku warga Iran ada yang dibayar media Barat untuk memberi informasi. "Sayangnya, terkadang kami membuat laporan yang salah. Kami menjadi rakus," aku pria yang juga pernah bekerja untuk stasiun televisi Inggris BBC dan Channel 4.

Sementara itu Amnesty International meragukan pengakuan Bahari itu. Menurut organisasi kemanusiaan itu, pengakuan itu merupakan bentuk intimidasi Republik Islam terhadap oposisi dan menyalahkan kekuatan Barat atas kekacauan pilpres Iran.

Tidak ada komentar: