Selasa, 02 Desember 2008

Bush Akui AS Bangkrut

Biro Penelitian Ekonomi Nasional AS (NBER), Senin sore 1 Desember 2008 waktu setempat (Selasa pagi WIB) mengumumkan bahwa ekonomi AS resmi dinyatakan resesi. Parahnya lagi, resesi ini sudah berlangsung sejak Desember 2007. Kontan saja, pengumuman ini membuat harga saham-saham di Wall Street anjlok.

Pada dasarnya, resesi ekonomi terjadi saat produk domestik bruto (GDP) - yang merupakan total output barang dan jasa - terus turun dalam dua triwulan berturut-turut. Di AS, menurut data NBER, tingkat GDP kuartal Juli-September tahun ini tetap turun dan diyakni tingkat GDP pada kuartal terakhir juga bakal menurun.

Bahkan, penurunan GDP sudah terjadi sejak Desember 2007. Demikian hasil pertemuan para ekonom NBER, yang Jumat pekan lalu, menggelar konfrensi lewat telepon dalam mengidentifikasi kapan AS mulai resesi. Selain mengukur resesi berdasarkan pergerakan GDP, NBER juga menghitung berdasarkan tingkat pengangguran.

Ironisnya, para pejabat pemerintahan Presiden George W. Bush selama ini mengindari penggunaan kata resesi. Mereka lebih suka menyebut bahwa ekonomi AS mengalami penurunan.

Kalangan ekonom yakin bahwa penurunan ekonomi AS saat ini merupakan yang terparah sejak resesi 1981-1982. Selain itu AS juga tengah berjuang memulihkan krisis keuangan, yang paling parah sejak dekade 1930-an, saat banyak bank kini bermasalah dengan kredit macet yang mencapai miliaran dolar.

Setelah lama menutup-nutupi, di penghujung masa jabatannya, George W Bush mengungkapkan penyesalannya atas krisis finansial ini, Senin (1/12). Ia mengakui bahwa krisis ekonomi ini mengakibatkan banyak rakyat kehilangan pekerjaan dan cemas berkurangnya nilai dana pensiun.

“Saya minta maaf, ini terjadi, tentu,” kata Bush dalam wawancara dengan televisi ABC untuk acara “World News” yang ditayangkan, Senin (1/12). (Dari beberapa sumber)

Tidak ada komentar: