Selasa, 02 Desember 2008

Wow! Grup Rock Perempuan Saudi Luncurkan Karya

images

Meski telah meluncurkan lagu yang jadi “hit”, ada satu grup rock belum bisa manggung, belum bisa berfoto untuk sampul, bahkan latihan pun adalah sesuatu yang terpaksa dirahasiakan.

“Accolade”, band rock yang semua anggotanya kaum hawa itu, masih harus berhati-hati agar tidak melanggar ketentuan di negara mereka, kerajaan Saudi Arabia.

The New York Times belum lama ini melaporkan, Accolade meluncurkan “single” pertama yang jadi “hit” yaitu “Pinocchio”. Ratusan kaum muda Saudi mengunduh lagu itu di laman web MySpace.

Empat mahasiswi yang tergabung dalam band itu merekam album mereka di tempat sendiri.

“Di Saudi, ini suatu tantangan,” kata Lamia, sang penyanyi yang memasang “piercing” di alis kiri dan sekitar bibir bawahnya.”Mungkin kami ini gila-gilaan. Kami ingin lakukan yang tidak biasa.”

Tentu saja Accolade berbeda karena ada di negara tempat perempuan dilarang menyetir kendaraan dan jarang tanpa mengenakan penutup muka.

Lagu Pinocchio mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya di Saudi, isinya adalah teriakan kemarahan akibat putus dengan pacar.

Di Jidda, tempat mereka bermarkas, barangkali merupakan kota paling kosmopolitan di Saudi, dengan aturan-aturan ketat telah melonggar. Satu dasawarsa lalu, polisi agama masih menegur perempuan yang dianggap berpakaian tidak pantas. Pemuda berambut panjang kadang harus mencukur rambutnya di kantor polisi.

Tapi, terjadi perubahan besar sejak peristiwa serangan teror di New York 11 September 2001. Saudi pun menghadapi dampak ekstremisme dari dalam maupun luar negeri.

Lebih dari 60 persen penduduk Saudi adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan banyak dari mereka menginginkan kebebasan yang lebih besar.

“Sudah Mungkin 10 tahun lagi band sudah boleh manggung. Sekarang semuanya sedang berubah,” kata Dina (21), “pengaruk” gitar sekaligus pendiri grup itu.

Dina dan saudarinya, Dareen, (19), si pemain bas, bergabung dengan dengan Lamia dan Amjad (pemain keyboard) dan lahirlah “Allocade”.

Tinggal pemain drum yang masih mereka cari.”Ada lima cowok yang mendaftar, tapi kami ingin perempuan.”

Semua anggota Allocade berasal dari kalangan menengah dan mereka belum pernah keluar negeri, tidak seperti kalangan atas yang kebanyakan pernah tinggal dan merasakan kehidupan barat.

Mereka tidak merokok, minum minuman keras, atau terlibat Narkoba.”Itu menghancurkan diri sendiri,” kata Lamia.

Di sisi lain, Arab Saudi masih mengasosiasikan rock’n roll dengan hidup yang mengalami kemunduran.Apalagi banyak grup rock di Saudi memainkan aliran “heavy metal”, yang di Barat kadang menggunakan citra tenung atau setanisme. Di Saudi, orang bisa dipenjarakan bahkan dihukum mati jika melakukan tenung.

Tahun 1995, polisi menggerebek suatu pertunjukan rock di “basement” suatu restoran di Jidda dan mengangkut 300 orang dari tempat itu.(antara)

Tidak ada komentar: