Senin, 01 Desember 2008

Manusiakanlah Manusia: Untuk Jamaah Takfiriyah

Diatas itu hanyalah beberapa contoh kecil dari berjuta-juta dalil yang bisa kita saksikan dalam kitab-kitab sejarah dan yang bisa kita jadikan bukti bahwa tidaklah menjadi sebuah kelaziman bahwa apa yang tidak dilakukan oleh Kanjeng Nabi tetapi kita melakukannya adalah TBC. Apalagi dalil untuk itu hanya karena berdasarkan “Karena Rasulullah s.a.w. tidak pernah melakukannya”. Aneh memang. Dengan demikian berdasarkan fakta sejarah dan bukti nyata, maka jangan salahkan jika saya sangat yakin bahwa Ibnu Taimiyah dan M bin Abdul Wahhab keberadannya adalah benar-benar benalu dalam Islam. Bahwa benar-benar fatwa mereka adalah untuk menurunkan derajat manusia kedlam titik yang paling rendah.

Manusiakanlah Manusia: Untuk Jamaah Takfiriyah

saya ucapkan terimakasih dan saya hadiahkan sekuntum bunga buat mereka yang selalu memanusiakan manusia dan yang tidak meng-anjingkan manusia. [mencomot istilahnya wadehel].

Loh kok judulnya agak sedikit garang…?? Iyalah…lah mazhab yang mengaku sebagai salafy ini sejak kapan pernah menganggap manusia itu sebagai manusia, mereka senang dan orgasme ketika mereka menjulurkan moncongnya sambil mendakwa bagi mereka yang tidak semazhab dan seiman dengannya melalui fatwa-fatwa ulama mereka dengan sebutan sesat dan kafir. Tentu saja jimat andalan mereka adalah TBC. Penalaran yang pendek dan kaku terhadap teks-teks al-Quran dan Hadist inilah yang membuat mereka masuk dalam lubang TBC tanpa disadarinya. Kalau saja dakwaan mereka itu benar adanya bahwa satu amalan atau pekerjaan ibadah itu di anggap TBC hanya karena Kanjeng Nabi s.a.w. tidak pernah melakukan lalu kenapa sebagian sahabat juga melakukannya…?? Dan toh sampai saat ini mereka juga mengamininya. Kenapa pangkat TBC itu tidak disematkan di jidat mereka sendiri dan para sahabat Nabi…??.

Satu contoh kecil dan konkret adalah apa yang telah dilakukan oleh khalifah pertama, kedua, ketiga dan keempat. Misalnya pada zaman Abu Bakar kenapa khalifah ini mewasiyatkan dan melimpahkan tampuk kekhalifahan kepada Umar Bin Khattab..??. bukankah kanjeng Nabi s.a.w. tidak pernah melakukanya..??? kenapa wahai… Takfiriyuun….. anda tidak menganggap perbuatan itu sebagai bi’dah..??. Kasus kedua misalnya yang pernah dilakukan oleh Khalifah kedua dan tidak pernah dijalankan oleh Kanjeng Nabi s.a.w. adalah menghilangkan kalimat “Hayya ala khairil amal” pada setiap adzan dan menambah kalimat “ Asholaatu khairu minan naum” pada adzan subuh..???. Bukankah ini bukti menambah dan mengurangi apa-apa yang telah dilakukan oleh kanjeng Nabi..??? Bid’ahkah mereka..????.

Dalam kasus khalifah ketiga misalnya, Khalifah Usman bin Affan juga membolehkan sholat Tamam [sempurna][tanpa qhasar] ketika seseorang itu musafir dan melebihi batas…. Padahal sejak zaman Kanjeng Nabi s.a.w. dan para sahabat perbuatan itu tidak pernah dilakukannya. Kenapa anda tidak mengatakan Khalifah ketiga telah melakukan bid’ah. Lalu untuk khalifah yang ke empat Ali bin Abi Thalib adalah ketika beliau bertawassul di pusara kanjeng Nabi s.a.w. [lihat tulisan saya Menjawab Soalan Jammaah takfiriyah]. Terkena penyakit TBCkah mereka-mereka itu..??. atau malahan hakekat wujud anda itulah yang TBC.

Diatas itu hanyalah beberapa contoh kecil dari berjuta-juta dalil yang bisa kita saksikan dalam kitab-kitab sejarah dan yang bisa kita jadikan bukti bahwa tidaklah menjadi sebuah kelaziman bahwa apa yang tidak dilakukan oleh Kanjeng Nabi tetapi kita melakukannya adalah TBC. Apalagi dalil untuk itu hanya karena berdasarkan “Karena Rasulullah s.a.w. tidak pernah melakukannya”. Aneh memang. Dengan demikian berdasarkan fakta sejarah dan bukti nyata, maka jangan salahkan jika saya sangat yakin bahwa Ibnu Taimiyah dan M bin Abdul Wahhab keberadannya adalah benar-benar benalu dalam Islam. Bahwa benar-benar fatwa mereka adalah untuk menurunkan derajat manusia kedlam titik yang paling rendah. Allahu A’lam

Tidak ada komentar: