Senin, 01 Desember 2008

Genitnya Anto “Dewo” Salafy CS Dalam ber-TBC-ria: Tabarruk


Setiap kali Umar bin Khatab masuk ke rumah kami, dia meminta kepada saya untuk dibawakan kepadanya mangkuk peninggalan Kanjeng Nabi saw, dan kami memberikan mangkuk itu kepadanya. Setelah itu, Umar bin Khatab memenuhi mangkuk itu dengan air zam-zam dan meminumnya. Dan dengan tujuan bertabarruk kepada Kanjeng Nabi, Umar bin Khatab mengusapkan air zam-zam dari mangkuk Rasul itu kewajahnya”. Lihat kitab Al-ashabah, Juz 3 Halaman 202. dan kitab Asadul Qhabah, Juz 4, Halaman 352. dan ratusan hadist sahih yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Tapi saya siap menuliskan hadist-hadist yang sejenis ini lebih bayak lagi kalau memang di perlukan.Tulisan ini khusus untuk Anto Salafy dan Badui-badui macam Anto Salafy… Supaya lebih banyak belajar …dan memahami kearifan lokal…

Sebelum baca yang dibawah, baca ini dulu biar mantaf….

Sebelum kita mengungkap kegenitan jamaah takfiri alias wahabi atau kerennya adalah salafi/y yang gemar mengkafirkan kaum muslimin, berkaitan dengan tabarruk, alangkah baiknya kita definisikan dulu makna tabarruk, sehingga jelas bagi kita apa itu tabarruk.

Tabarruk adalah sunah rasul, dan masalah ini juga termasuk masalah yang paling dihinakan oleh kelompok Takfiri bin Wahabi alias Salafi/y. Meraka berfatwa barang siapa yang melakukan Tabarruk adalah Bid’ah dan kafir hukumnya. Lihat kitab-kitab wahabi yang isinya mencela dan mengkafirkan sesama muslimin gara-gara melakukan sunah rasul ini, yakni bertabaruk. Cek beberapa kitab ini, 1. Al-muntaqa min Fatawa As-syeikh Shaleh bin Fauzan, Juz 2, Halaman 86. 2. Majmu’u Fatawa li Ibni Atsimain, nomor fatwa 366. 3. Al-lajnah Ad-daimah lil Buhutsi Al-alamiah wal Ifta, Halaman 3019. 4. Fatawa Islamiyah, Juz 4, Halaman 29. 5. Al-bid’ah, Halaman 28-29. 6. Dalilul Ahthak, Halaman 107. Dll……….

Nama-nama kitab yang saya tulis diatas semuanya adalah kitab rujukan dan kitab fatwa kaum wahabi, salafy/i takfiri. Semuanya menyatakan bahwa bertabaruk adalah perbuatan kaum jahiliyah dan musrikin, barang siapa yang melakukan tababruk maka mereka adalah kafir…. dan kafir tempatnya di neraka.

Makna Tabarruk

Secara bahasa, Tabaruk berasal dari bahasa arab yang artinya adalah minta barakah, dan barakah disini mempunyai makna “tambah” dan pencerahan atau saadah [kebahagiaan]. Lihat Lisanul Arab, Juz 10, Halaman 390. atau Shihahul Lughah, Juz 4, Halaman 1075. atau Annihayah, Juz 1, Halaman 120.

Sementara Tabarruk secara istilah mempunyai makna, meminta barakah melalui sesuatu atau seseorang atau apapun yang diperbolehkan oleh Allah swt. Misalnya, kita mencium tangan ibu kita, atau mencium tangan bapak kita, atau mencium kuburan kanjeng nabi saw dengan tujuan minta doa dan minta barakah.

Kalimat barakah sendiri dipakai dalam Al-quran dengan berbagai lafadz dan bentuk. Terkadang makna tabaruk dipakai oleh Al-quran dipakai untuk:

1. Seseorang, Misalnya: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. dan ada (pula) umat-umat yang kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), Kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari kami.” Al-quran, Surah Hud, Ayat 48.

atau :”Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati di mana saja Aku berada, dan dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama Aku hidup. Surah Maryam, Ayat 31. dll

2. Tempat, : ”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Surah Al-Israa’, ayat 1.

3. Waktu: sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. Surah Ad-dhuhaan, ayat 3.

4. Untuk Waktu dan Tempat :“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Surah Ali Imran, Ayat 96.

Tabarruk dalam Sejarah

Ada pertanyaan menarik ketika kita tarik masalah tabarruk ini kedalam ruang sejarah. Apakah tabarruk itu pernah ada dalam sejarah nabi-nabi sebelum Nabi Terakhir dan sekaligus pada zaman kanjeng nabi..?. Lalu siapa saja yang pernah melakukan..?. Apa balasan bagi mereka yang melakukan tabarruk, dan apa balasan bagi yang mengingkari tabarruk..?.

Sejarah tidak bisa kita pungkiri fakta dan datanya. Sejarah adalah cermin masa depan jika kita cerdas bisa mengambil pelajaran dari sejarah. Al-quran ternyata mencatat dan menceritakan hal ini dalam kehidupan nabi-nabi yang dahulu dan zaman nabi Muhammad saw. Dan mereka tidak pernah berlepas dari tababruk.

Bukti nyata dan jelas adalah kisah yang terjadi pada nabi kita Ya’qub as. Ketika beliau berpisah dengan Nabi Yusuf as, yang dia sayangi, dan karena rasa sedih yang luar biasa dan banyaknya air-mata beliau menetes sampai-sampai Nabi Ya’qub as buta. Lalu karena seorang yang saleh, orang yang dipilih oleh Allah mempunyai karamah dan kekuatan dari Allah swt, maka nabi Ya’qub as, bertabaruk dengan baju anaknya dan atas ijin Allah swt penyakit buta beliau hilang. Lihat betapa indah Al-quran menceritakan peristiwa ini dalam Surat Yusuf: “Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku”. Surah Yusuf, Ayat 93. Dan masih banyak lagi ……

Tabarruk di Zaman Kanjeng Nabi saw

Dalam kitab Tabarruk bi Atsarir Rasul, Muhammad Thahir Makky berkata: “Bertabarruk dengan peninggalan Kanjeng Nabi saw, adalah sunah para sahabat, dan sunah ini juga dilakukan oleh Tabiin, Tabiin-tabiin dan Orang-orang saleh, mukminin pun melakukan sunah ini. Bertabaruk dengan kanjeng Nabi di zaman beliau pun juga dilakukan, sementara Kanjeng Nabi sendiri tidak mengingkarinya. Dan ini adalah bukti dan dalil bahwa Bertabaruk mendapatkan legimitasi dari Kanjeng Nabi sendiri. Lihat kitab Tabarruk bi Atsarir Rasul, Halaman 7.

Siti Aisah, pernah berkata: “Para sahabat selalu membawa anak-anaknya ke hadapan Kanjeng Nabi saw, sehingga anak-anak sahabat-sahabat Kanjeng Nabi itu mendapatkan ucapan selamat dari Kanjeng Nabi dan mendapatkan berkah beliau”. Lihat kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 7, Halaman 303, Hadist nomor 25243.

Muawiyah ketika menjelang kematiannya berwasiat kepada familinya untuk mempersiapkan baju, celana, dan sedikit dari rambut Kanjeng Nabi saw supaya dikubur bersamanya. Lihat kitab Asiratul Alhalbiyah, Juz 3, halaman 109. Al-Asabah, Juz 3, Halaman 400, Tarikh Damsyiq, Juz 59, Halaman 229.

Ummu Qais ketika mempunyai anak kecil dan belum makan apa-apa kecuali susu ibunya, selalu membawa anaknya ke hadapan Rasulullah saw supaya mendapatkan berkah beliau. Oleh beliau anak itu dipangkunya. Lihat Shahih Bukhari, Juz 1, Halaman 62, Kitabul Ghusli.

Imam Malik bin Anas berkata: “Saya melihat Kanjeng Nabi saw sedang mencukur rambut kepala beliau dan terlihat kepala beliau yang penuh barakah itu bercahaya, sementara para sahabat berthawaf mengelilingi Kanjeng Nabi saw dan ketika beberapa helai rambut beliau jatuh, mereka berebutan dan mengambilnya”. Lihat kitab Shahih Muslim, Juz 15, Halaman 83. Kitab Musnad Ahmad, Juz 3, Halaman 591.

Dan ratusan hadist sahih yang menceritakan bahwa para sahabat juga bertabarruk. Dan saya cukupkan hanya disini saja, kalau kurang nanti saya akan bawakan yang lebih banyak lagi………

Tabarruk di Zaman Sahabat

Dalam masalah tabbruk di zaman Sahabat dan Tabiin, saya hanya menuliskan beberapa hadist saja, kalau ada yang kurang saya siap membawakan yang lebih banyak lagi.

Misalnya, Shafiyah berkata: “Setiap kali Umar bin Khatab masuk ke rumah kami, dia meminta kepada saya untuk dibawakan kepadanya mangkuk peninggalan Kanjeng Nabi saw, dan kami memberikan mangkuk itu kepadanya. Setelah itu, Umar bin Khatab memenuhi mangkuk itu dengan air zam-zam dan meminumnya. Dan dengan tujuan bertabarruk kepada Kanjeng Nabi, Umar bin Khatab mengusapkan air zam-zam dari mangkuk Rasul itu kewajahnya”. Lihat kitab Al-ashabah, Juz 3 Halaman 202. dan kitab Asadul Qhabah, Juz 4, Halaman 352. dan ratusan hadist sahih yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Tapi saya siap menuliskan hadist-hadist yang sejenis ini lebih bayak lagi kalau memang di perlukan.

Pandangan Ibnu Taimiyah Masalah Tabarruk

Bagi mereka yang mengagungkan dan mendewakan ibnu taimiyah, saya sarankan untuk mengecek kitab yang saya tulis dibawah ini, sebab Ibnu Taimiyah sendiri disatu sisi membolehkan tabarruk, dan saya yakin mereka yang mengharamkan Tabarruk secara mutlaq adalah BAHLUL….!! Dan TAKLID BUTA…!! [cuhhhh..!!].

Antosalafy dan abu-abu bahlul itu, hakekat wujudnya adalah bencana bagi Islam dan Umat manusia..!!. lihat kitab Iqtidhaus Siratul Mustaqim, Halaman 367…!!!, Ibnu Taimiyah berkata: “Ahmad bin Hanbal dan orang selain dia, membolehkan kepada manusia untuk bertabarruk dengan cara mengusapkan tangannya ke minbar dan tempat tangan Rasulullah saw!. Dan mengusap kubur Rasulullah untuk bertabarruk, tidak diperbolehkan..!, Akan tetapi, sebagian dari sahabat-sahabat kita meriwayatkan dari Ahmad bin Hanbal bahwa mengusap kubur Rasulullah adalah diperbolehkan!.” ..!!. lihat kitab Iqtidhaus Siratul Mustaqim, Halaman 367.

Sampai detik ini ……. saya berkesimpulan bahwa, mereka yang berkoar-koar menegakkan Tauhid Allah hakekatnya adalah para pembohong dan preman berkedok agama. Mereka adalah para pendekar TAKFIRI yang haus darah umat manusia.

Dan saya tahu .…ada golongan dan mereka yang benar-benar memanusiakan manusia meskipun mereka mengaku salafy/I, nah untuk mereka-mereka, ini saya minta maaf. Adapaun tulisan ini, saya khususkan buat preman-preman yang mengagumi badui-badui jahili arab. Dan mereka yang gemar mengkafirkan umat manusia, semacam antosalafy, abusalmah, abuturotsi, abdurahman dll yang haus darah..!![]

Tidak ada komentar: