Senin, 15 Desember 2008

Menhan AS Desak Negara-negara Teluk Kucilkan Iran



Meski sudah bangrut dan terbukti gagal, Amerika masih saja menggunakan politik intrik dan adu domba.

Dalam Pertemuan yang dihadiri oleh 52 negara yang berkepentingan dengan kawasan Teluk Persia, termasuk Iran, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gets, mengajukan dua proposal, yaitu pengucilan Iran secara ekonomi dengan dalih Iran merupakan ancaman bagi keamanan negara-negara Teluk, sekutunya, dan memasukkan Irak dalam organisasi Kerjasama Teluk.

Meski menjadi kawasan peliharaan Amerika, terutama sejak agresi Irak ke Kuwait, negara-negara Teluk kali ini menolak tegas dua proposal itu. Demikian dilaporkan aljazeera.

Meski Iran mempunyai sejumlah masalah dan perelisihan dengan Emirat dan Qatar terkait dua pulau yang disengketakan, namun pengaruh Iran di hampir seluruh negara Arab, terutama di Teluk, menjadi pertimbangan khusus penolakan tersebut. Selain itu, Iran yang telah menunjukkan kemajuan dalam bidang teknologi, militer dan ekonomi juga menjadi alasan kedua.

Meski demikian, reaksi berupa penolakan tersebut yang disampaikan secara terbuka dan cepat, menurutnya, baru dan tidak terduga. Ini juga menunjukkan betapa pengaruh Amerika di Timur Tengah mulai dapat dikurangi oleh Iran dan Suriah sejak kegagagalan politik imperalistik Bush di Irak dan Afghanistan.

Adapun tentang desakan untuk memasukkan Irak ke dalam Organisasi Teluk, jumlah penduduk yang sangat besar, pengaruh intervensi politik AS di dalamnya dan kekhawatiran menguatnya faksi anti Amerika yang didukung Iran, menjadi alasan penolakan negara-negara Teluk atas usulan tersebut.

Sebenarnya, alasan utama penolakan ini adalah beda sistem negara. Tujuh negara yang menjadi Organisasi Kerjasama Teluk (yang terbentuk 1981) itu semuanya tidak demokratis dan merupakan negara kerajaan dan keamiran berdasarkan dominasi suku. Masuknya Irak, yang republik, akan mengubah karakter dasar organisasi negara-negara yang tak memiliki independensi militer itu.

Tidak ada komentar: