Rabu, 29 April 2009

Akibat Durhaka kepada Orang Tua

Akibat Durhaka kepada Orang Tua

Setiap manusia mendambakan kebahagiaan dan kesuksesan, terhindar dari
kesengsaraan dan kegagalan di dunia dan akhirat. Di sinilah pentingnya
kita mengenal secara baik akibat-akibat durhaka kepada orang tua,
selain mempersiapkan bekal dan perangkat yang profesional untuk
menggapai cita-cita.

Tidak jarang kita saksikan anak yang durhaka pada orang tuanya, ia
harus menghadapi kendala-kendala yang berat, sulit meraih kebahagiaan
dan kesuksesan dalam hidupnya. Belum lagi ia harus dan pasti
menghadapi penderitaan yang berat saat sakratul maut, dan ini pernah
terjadi di zaman Rasulullah saw. Beliau sendiri tak sanggup
membimbingnya untuk mempertahankan keimanannya kecuali setelah ibunya
memaafkan.

Tidak sedikit juga anak yang durhaka, ia sangat sulit menemukan dan
merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya sekalipun ia
memiliki kemampuan profesional dan berkecukupan dalam materi. Bahkan
tidak jarang di antara mereka hampir-hampir putus asa dalam hidupnya
akibat kedurhakaannya terhadap kedua orang tuanya.

Fakta dan kenyataan yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian bahwa
dalam kehidupan ini penuh dengan energi, yang positif dan negatif,
yang dapat menolong kita atau sebaliknya menghantam kekuatan kita.
Sehingga kita kehilangan kendali, gelap dan tak mampu melihat rambu-
rambu kebahagian dan kesuksesan yang sejati.

Kenyataan inilah yang rambu-rambunya sering diungkapkan oleh Allah dan
Rasul-Nya serta Ahlul baitnya (sa). Kita mesti menyadari bahwa mata
lahir kita, bahkan pikiran kita, punya keterbatan untuk menyoroti
rambu-rambu itu. Karena rambu-rambu itu jauh berada di atas kemampuan
sorot mata lahir dan analisa pikiran. Yang mengetahui semua itu secara
sempurna hanya Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang suci dari Ahlul
bait Nabi saw.
Tolok Ukur durhaka kepada orang tua
Allah swt berfirman: “Jika salah seorang di antara mereka telah
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu
membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al-
Isra’: 23).

Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw: Apakah
ukuran durhaka kepada kedua orang tua?

Rasulullah saw menjawab: “Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi
mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang
mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah
diwajibkan bagi mereka.” (Mustadrak Al-Wasâil 15: 195)

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai
Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah
durhaka kepada mereka.” (Al-Wasail 21: 389; Al-Faqîh 4: 371)

Tingkatan Dosa durhaka pada orang tua
Rasulullah saw bersabda: “Dosa besar yang paling besar adalah syirik
kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…” (Al-Mustadrak 17:
416)

Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga macam dosa yang akibatnya
disegerakan, tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua,
menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan.” (Al-Mustadrak 12:
360)

Rasulullah saw bersabda: “…Di atas setiap durhaka ada durhaka yang
lain kecuali durhaka kepada orang tua. Jika seorang anak membunuh di
antara kedua orang tuanya, maka tidak ada lagi kedurhakaan yang lain
di atasnya.” (At-Tahdzib 6: 122)

Akibat-akibat durhaka kepada orang tua
Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa
dalam kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di
akhirat. Akibat itu antara lain:

Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali
dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah
Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua
orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai
oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun
kebahagiaan, 2: 263).

Tidak ada komentar: