Jumat, 17 April 2009

“Wall In Heart” Ungkap Kejahatan Israel



Wall In Heart
Ilustrasi Film Wall In Heart
Gedung seni dan budaya “Darul Assad” di Damaskus pada Selasa (14/4/09) memutar perdana film tiga dimensi "Wall In Heart" seperti yang lansir oleh situs berita Infopalestina.

Film pertama karya orang Arab yang berdurasi sekitar dua jam ini di produksi oleh perusahaan media “Farisul Gad".


Dikatakan pemurana film ini dalam rangka Kampanye Perayaan al Quds sebagai Ibu Kota Budaya Arab Tahun 2009. Dalam film tersebut menceritakan penderitaan yang dialami warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza hasil dari pendudukan dan praktek-praktek terorisme Israel. Lebih jauh film ini menitikberatkan pada dampak bangunan tembok apartheid sebagai alat pencaplokan yang digunakan Zionis Israel sebagai sistem penjajahan gaya baru rezim penjajah AlQuds. Wilayah di Tepi Barat dipremak menjadi kantong-kantong dan isolasi-isolasi yang digambarkan secara dramatis, detail dan nyata.

Lebih jauh "Wall In Heart“ ini menyorot kehidupan keluarga Palestina yang tinggal di kamp pengungsi "Balata" dekat Nablus di Tepi Barat dan praktek-praktek tidakkemanusiaan, penindasan, intimidasi pasukan Israel terhadap mereka. Namun semua itu justru membuat anggota keluarga semakin komitmen dengan pilihan perlawanan dan perjuangan. Mereka yakin kemenangan pasti datang.

Aksi-aksi teroris Zionis… tembok apartheid … perlintasan-perlintasan militer Israel … blokade … penangkapan … intimidasi … akuisisi tanah … pengusiran warga, semua itu adalah kosa kata yang membentuk gambar film. Gambar-gambar yang dikombinasikan warna-warnanya dengan semangat jihad dan perlawanan di semua kelompok rakyat Palestina.

Direktur Jenderal “Farisul Gad”, Hisyam Kassem mengatakan, "Wall In Heart” adalah cerita yang telah terjadi dan sedang terjadi setiap hari di Palestina. Siasat tembok adalah senjata para pengecut, cerita tentang banyak pahlawanlaki-laki dan perempuan, orang-orang tua dan anak-anak. Cerita tentang orang-orang seperempat tanahnya dijadikan penjara besar oleh tembok-tembok rasial yang terbuat dari beton, yang menutup mimpi anak-anak kecil tertindas Palestina.

Tidak ada komentar: