Selasa, 28 April 2009

Deklarasi Prematur Konferensi Durban II

Logo
Logo Konferensi Durban II
Para peserta Konferensi PBB Anti-Rasisme di Jenewa, kemarin (Selasa, 21/4) akhirnya mensahkan deklarasi akhir konferensi meski sidang masih berlangsung hingga 3 hari lagi. Dua hari lalu, kalangan media dan politik

Barat berusaha menggagalkan efek dari pidato Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad lewat perang psikologis dan serangan propaganda.

Dengan mengulang kembali tudingan-tudinga palsunya, mereka berusaha menampilkan sosok Ahmadinejad secara miring. Sehingga statement presiden Iran yang berisi kecaman terhadap segala bentuk rasisme di dunia itu bisa ditepis efek dominonya terhadap opini publik. Mereka juga berusaha mengaitkan reaksi para petinggi AS terhadap pidato anti-rezim zionis Ahmadinejad di Jenewa. Mereka menilai, pidato Ahmadinejad itu bisa berpengaruh buruk terhadap prospek hubungan Tehran-Washington.

Dalam reaksinnya terhadap pidato Ahmadinejad yang menyebut rezim zionis Israel sebagai contoh nyata rasisme, Presiden AS, Barack Obama menganggap pidato semacam itu tidak akan membantu kondisi yang ada. Ia menilai, hal itu justru merusak hubungan Iran dengan dunia. Meski demikian, presiden kulit hitam pertama AS ini masih menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan Iran.

Santernya sorotan terhadap pidato Ahmadinejad di konferensi anti-rasisme atau Durban II ini, membuktikan bahwa salah satu pengaruh utama dari pidato itu adalah dukungan luas opini masyarakat muslim atas sikap tegas Iran terhadap rezim zionis.

Mengomentari soal kekhwatiran sejumlah negara Barat terhadap pernyataan Presiden Iran dalam konferensi Durban II, Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan dua televisi Swiss berbahasa Perancis di Jenewa, menegaskan, "Kami menentang rasisme. Kami percaya akar permasalahan dunia mesti dicari dalam rasisme dan Iran siap membantu terwujudnya perdamaian dan keamanan serta pemberantasan rasisme di segenap kancah global". Ditambahkannya, "Mereka yang tidak hadir dalam konferensi anti-rasisme, jawaban apa yang akan mereka berikan kepada bangsa-bangsa? Apakah mereka pendukung rasisme, sehingga menolak hadir dalam konferensi? Mereka mesti menjawab dengan tegas pertanyaan ini".

Disahkannya deklarasi akhir konferensi Durban II sebelum berakhirnya sidang yang sedianya ditutup Jumat (24/4) nanti tentu menyimpan tendensi politik. Apalagi isi deklarasi tersebut tak sedikitpun menyinggung identitas rasisme kebijakan rezim zionis Israel. Padahal tujuan utama Durban II digelar untuk membantu memerangi rasisme. Ironisnya lagi, PM Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu justru memberikan apresiasi positifnya terhadap sikap walk-out para wakil negara-negara Eropa di saat Ahmadinejad membacakan pidato.

Tidak ada komentar: